Mengenal Pengertian dan Dasar Stabilitas Kapal
28 Mei 2024
Admin
Bagikan
Titik M dapat ditentukan dari bentuk kapal, seperti panjang, lebar, dan tingginya. Sementara buoyancy mempunyai posisi yang cukup bervariasi. Hal ini tergantung dari muatan dan gerakan dari draft.
Agar dapat menghitung stabilitas, Anda juga perlu mengetahui beberapa ukuran pokok seperti length (panjang), breadth (lebar), depth (tinggi), dan draft (sarat). Pengukuran ini dikenal dengan istilah Length Between Perpendicular (LBP).
Hal lainnya yang perlu dipahami dalam pengukuran stabilitas pada kapal yaitu:
- Berat benaman atau isi kotor, yaitu berat air yang berpindah ketika kapal tenggelam;
- Light displacement, yaitu berat kapal kosong;
- Operating Load (OL), yaitu berat dari peralatan yang digunakan saat berlayar.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung stabilitas pada kapal yaitu:
DWT = OL (Operating Load) + Muatan
Baca Juga : Mengenal Laut Teritorial Indonesia dan Batasnya
Displ = LD (Light Displacement) + OL (Operating Load) + Muatan
Jenis-Jenis Stabilitas pada Kapal
Ada beberapa jenis stabilitas pada kapal yang perlu dikenali. Jenis ini dibedakan berdasarkan sifat dan keadaannya. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Jenis Stabilitas pada Kapal Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, stabilitas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu stabilitas statis dan stabilitas dinamis.
Stabilitas statis yaitu keseimbangan pada saat kapal sedang tidak berlayar atau diam. Stabilitas ini juga terbagi menjadi dua, yaitu:
- Stabilitas melintang: kemampuan kapal dalam mengembalikan posisinya tetap stabul pada saat menyenget secara melintang.
- Stabilitas membujur: kemampuan kapal kembali tegak pasca menyenget secara membujur.
Sementara itu, stabilitas dinamis merupakan kemampuan kapal dalam menjaga keseimbangan ketika mengalami senget besar. Oleng ini berawal dari oleng kecil lalu membesar. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika badai atau adanya gaya negatif yang berasal dari GM.