Tips & Trik

Mengenal Pengertian dan Dasar Stabilitas Kapal

28 Mei 2024

account iconAdmin

Stabilitas Kapal1

Bagikan

Stabilitas kapal atau keseimbangan kapal memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan dari sebuah kapal sehingga kapal tidak miring ke kiri atau ke kanan. Agar bisa selamat sampai tujuan, sebuah kapal harus bisa berlayar dengan baik.

Namun, tidak jarang banyak kecelakaan terjadi di laut akibat stabilitas pada kapal yang tidak sempurna. Hal ini bisa merenggut banyak nyawa. Oleh karena itu, memerhatikan stabilitas pada kapal sama dengan menjaga keselamatan awak kapal dan penumpang.

Apa itu Stabilitas Kapal?

Stabilitas pada kapal adalah salah satu faktor kritis yang menentukan keamanan sebuah kapal di laut. Secara sederhana, stabilitas pada kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menerima gangguan, seperti angin kencang atau ombak besar. 

Stabilitas ini tidak hanya penting untuk keselamatan penumpang dan awak kapal, tetapi juga memainkan peran vital dalam menjaga integritas struktural kapal dan kargo yang dibawanya.

Menurut Rubianto, stabilitas pada kapal merupakan sifat atau kecenderungan kapal yang bisa kembali pada kedudukan semula ketika mendapat kemiringan dari gaya luar.

Sementara itu, menurut Wakidjo stabilitas adalah kemampuan kapal kembali menegak setelah miring akibat hantaman gaya dari luar, seperti angin, ombak, dan sebagainya.

Perangkat yang Berperan Menjaga Stabilitas Kapal

Ada beberapa perangkat yang berperan untuk menjaga kapal agar tetap stabil. Mulai dari sirip lambung, sirip stabilizer, serta tangki penyeimbang. Berikut peran dari beberapa perangkat tersebut:

  • Sirip Lambung 

Sirip lambung yang juga disebut dengan Bilge keel menjaga keseimbangan kapal dengan cara meningkatkan friksi melintang pada kapal. 

Baca Juga : Apa Itu Landas Kontinen? Ini Jarak Perairan Indonesia

Akibatnya, kapal menjadi sulit untuk terbalik. Umumnya, sirip ini dipasang pada kapal dengan lambung berbentuk V.

  • Sirip Stabiliser

Perangkat berikutnya yang berperan dalam menjaga stabilitas pada kapal yaitu sirip stabilizer. Sirip ini terletak di lunas kapal dan dapat membantu penyesuaian posisi kapal ketika oleng.

  • Tangki Penyeimbang

Komponen yang satu ini berfungsi untuk menjaga stabilitas posisi kapal dengan cara mengalirkan air ballast dari arah kiri menuju ke kanan. Mekanisme ini dilakukan ketika kapal miring ke kiri. 

Begitupun sebaliknya, ketika kapal miring ke kanan tangki penyeimbang akan mengalirkan air ballast dari arah kanan ke kiri.

Perhitungan Stabilitas pada Kapal

Untuk bisa menentukan stabilitas kapal, tentu Anda harus menghitungnya terlebih dahulu. Perhitungan ini akan melibatkan bentuk kapal, muatan, ukuran nilai, hingga draft. Untuk memudahkan proses perhitungan, sebaiknya Anda mengenali beberapa simbol berikut:

  • G: titik gravitasi kapal;
  • B: Buoyancy atau titik apung pada kapal;
  • M: Metasentrum atau metacenter pada kapal.

Titik M dapat ditentukan dari bentuk kapal, seperti panjang, lebar, dan tingginya. Sementara buoyancy mempunyai posisi yang cukup bervariasi. Hal ini tergantung dari muatan dan gerakan dari draft.

Agar dapat menghitung stabilitas, Anda juga perlu mengetahui beberapa ukuran pokok seperti length (panjang), breadth (lebar), depth (tinggi), dan draft (sarat). Pengukuran ini dikenal dengan istilah Length Between Perpendicular (LBP).

Hal lainnya yang perlu dipahami dalam pengukuran stabilitas pada kapal yaitu:

  • Berat benaman atau isi kotor, yaitu berat air yang berpindah ketika kapal tenggelam;
  • Light displacement, yaitu berat kapal kosong;
  • Operating Load (OL), yaitu berat dari peralatan yang digunakan saat berlayar.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung stabilitas pada kapal yaitu:

DWT = OL (Operating Load) + Muatan

Displ = LD (Light Displacement) + OL (Operating Load) + Muatan 

Jenis-Jenis Stabilitas pada Kapal

Ada beberapa jenis stabilitas pada kapal yang perlu dikenali. Jenis ini dibedakan berdasarkan sifat dan keadaannya. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

Jenis Stabilitas pada Kapal Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, stabilitas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu stabilitas statis dan stabilitas dinamis. 

Stabilitas statis yaitu keseimbangan pada saat kapal sedang tidak berlayar atau diam. Stabilitas ini juga terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Stabilitas melintang: kemampuan kapal dalam mengembalikan posisinya tetap stabul pada saat menyenget secara melintang.
  • Stabilitas membujur: kemampuan kapal kembali tegak pasca menyenget secara membujur.

Sementara itu, stabilitas dinamis merupakan kemampuan kapal dalam menjaga keseimbangan ketika mengalami senget besar. Oleng ini berawal dari oleng kecil lalu membesar. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika badai atau adanya gaya negatif yang berasal dari GM.

Jenis Stabilitas Kapal Menurut Keadaan

Berdasarkan keadaannya, stabilitas pada kapal dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu neutral equilibrium atau netral, stable equilibrium atau stable positif, dan unstable equilibrium atau stable negatif. Berikut penjelasannya:

  • Stabilitas netral, yaitu kondisi ketika titik M dan G berada saling berhimpitan. Kondisi ini menyebabkan kapang miring dan tidak punya kemampuan untuk mengembalikan stabilitasnya.
  • Stabilitas positif, yaitu keadaan ketika kapal bisa kembali ke posisi stabil ketika terjadi oleng dan senget. Dalam kondisi ini, ketinggian titik M tidak melebihi titik G.
  • Stabilitas negatif , yaitu kondisi ketika stabilitas kapal negatif. Hal ini menyebabkan kapal tidak punya kemampuan untuk tegak kembali setelah terjadi senget. 

Stabilitas ini juga menyebabkan heeling moment yang menyebabkan kapal miring hingga terbalik. 

Titik Penting Stabilitas pada Kapal

Untuk menjaga kapal tetap stabil, ada beberapa titik yang harus diperhatikan. Beberapa titik ini dapat menjadi acuan untuk menentukan stabilitas pada kapal tersebut. Adapun titik yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

  • Titik Metasentris

Baca Juga : Waktu Untuk Penggantian Oli Mesin Kapal dan Manfaatnya

Titik metasentris atau titik M, yang dikenal juga dengan sebutan titik semu. Titik yang satu ini merupakan batas titik G agar tidak melewatinya. Dengan begitu stabilitas pada kapal tetap positif.

Pasalnya, bila titik G melewati batas titik M, dapat menyebabkan kemiringan yang cukup curam hingga menyebabkan kapal tenggelam.

  • Center of Gravity

Titik berat atau juga disebut dengan Center of Gravity merupakan sebuah titik yang menjadi letak semua beban pada kapal dan disimbolkan dengan titik G.

Semakin besar bobot yang diangkut kapal, titik G akan semakin besar. Selain beban pada kapal, pendistribusian beban juga ikut memengaruhi titik ini.

  • Center of Buoyancy

Center of Buoyancy merupakan titik apung yang disimbolkan dengan titik B. Titik ini yang dapat mengembalikan posisi kapal agar tegak setelah oleng atau senget. Titik ini dapat berpindah-pindah alias tidak tetap.

Hal yang Memengaruhi Keseimbangan pada Kapal

Selain dipengaruhi oleh stabilitas, keseimbangan pada kapal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. 

Faktor internal yaitu penyebab yang sumbernya dari kapal itu sendiri. Misalnya, tata letak, ukuran kapal, kebocoran karena kandas atau tubrukan, serta penyebab lainnya. Oleh karena itu, tata letak barang dan bobotnya harus diperhatikan sebelum mulai berlayar.

Sementara itu, faktor eksternal yaitu penyebab yang bersumber dari luar dan dapat memengaruhi keseimbangan kapal. Contohnya, cuaca, ombak, kondisi alam, badai, dan sebagainya.

Demikian informasi mengenai stabilitas kapal. Baca juga Peralatan yang Harus Ada di Kamar Mesin Kapal.

Pricelist Icon Price List Dealer Halo Suzuki Icon Halo Suzuki Test Drive/Ride
Chat