Penyebab Sepeda Motor Turun Mesin
19 Agustus 2025
Admin

Bagikan
Bahkan pada kondisi tertentu, air bisa merembes melalui seal-seal mesin yang sudah mulai aus. Masuknya air ke dalam sistem pelumasan akan menciptakan masalah serius.
Oli mesin yang terkontaminasi air akan kehilangan viskositasnya dan tidak mampu lagi melumasi komponen mesin dengan optimal.
Campuran air dan oli ini juga memicu reaksi kimia yang menyebabkan karat pada bagian-bagian vital seperti silinder, piston, dan bearing.
Yang lebih berbahaya, air yang masuk ke ruang bakar bisa menyebabkan hydro lock (terkuncinya mesin karena kompresi air) yang berakibat fatal pada komponen mesin.
Dampak kerusakan ini biasanya tidak langsung terlihat, tetapi akan terakumulasi seiring waktu. Anda mungkin baru menyadarinya ketika mesin mulai menunjukkan gejala seperti suara kasar, tenaga berkurang drastis, atau bahkan mesin macet total.
Jika sudah mencapai tahap ini, satu-satunya solusi adalah melakukan overhaul mesin untuk memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak.
4. Air Radiator Jarang Diganti
Untuk motor yang menggunakan sistem pendingin cair, air radiator berperan penting dalam menjaga suhu mesin.
Baca Juga : Ketahui, Ini Fungsi Alternator dan Komponennya
Jika tidak diganti secara berkala, kotoran dan karat bisa menumpuk di dalam sistem pendingin, menghambat aliran cairan, dan menyebabkan mesin overheat.
Suhu yang terlalu tinggi dapat membuat komponen seperti kepala silinder melengkung atau ring piston mengeras. Idealnya, ganti air radiator setiap 1 tahun atau 10.000 km, dan pastikan menggunakan cairan yang direkomendasikan pabrikan.
5. Mesin Hasil Modifikasi
Banyak pengendara motor yang tergoda untuk memodifikasi mesin guna meningkatkan performa, seperti melakukan bore up (memperbesar diameter silinder) atau stroke up (memperpanjang langkah piston).
Modifikasi seperti ini memang bisa menambah tenaga dan kecepatan motor, tetapi seringkali dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Masalah utama muncul ketika modifikasi dilakukan secara asal-asalan atau tanpa dukungan komponen yang tepat.
Misalnya, memperbesar kapasitas silinder tanpa mengganti piston yang lebih kuat atau tanpa memperhatikan sistem pendinginan yang memadai. Akibatnya, piston harus bekerja ekstra keras menahan tekanan pembakaran yang lebih besar.
Komponen seperti ring piston, connecting rod, dan crankshaft pun menerima beban berlebih yang tidak dirancang untuk ditanggung oleh mesin standar.