Kebiasaan yang Merusak CVT Motor Matic
16 Agustus 2024
Admin
Bagikan
CVT atau Continuously Variable Transmission merupakan komponen yang sangat penting pada motor matic. Bila CVT motor mengalami kerusakan, tentu bisa memengaruhi kinerjanya di jalanan.
Komponen ini yang memungkinkan motor untuk mengubah transmisi tanpa harus melakukan perpindahan gigi secara manual, seperti motor gigi. Untuk menjaga performanya, mari kenali beberapa kebiasaan yang ternyata dapat merusak komponen tersebut.
5 Kebiasaan Merusak CVT Motor Matic
Seperti yang diketahui, CVT merupakan komponen yang sangat penting pada motor matic. Agar komponen ini tidak mudah rusak, sebaiknya hindari beberapa kebiasaan berikut.
1. Perawatan yang Kurang Maksimal
Perawatan rutin adalah kunci untuk menjaga performa CVT tetap optimal. Sayangnya, banyak pemilik motor matic yang sering mengabaikan perawatan berkala pada CVT.
Padahal, penggantian oli CVT, pengecekan belt, dan komponen lainnya perlu dilakukan untuk menjaga performanya tetap optimal.
Penggantian oli CVT yang terlambat atau bahkan diabaikan dapat mengakibatkan gesekan yang berlebihan pada komponen CVT. Hal ini dapat mempercepat keausan dan kerusakan pada komponen tersebut.
Selain itu, belt yang aus atau retak dapat menyebabkan penurunan performa motor secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan perawatan CVT sesuai jadwal yang ditetapkan.
2. Menggunakan Oli Berkualitas Buruk
Kebiasaan berikutnya yang dapat menyebabkan CVT motor cepat rusak yaitu menggunakan oli yang kualitasnya kurang bagus. Padahal, pemilihan oli yang tepat sangat penting untuk mendukung kinerja CVT.
Menggunakan oli berkualitas buruk atau tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan dapat menyebabkan gesekan yang berlebihan pada komponen CVT. Pasalnya, oli tersebut mungkin tidak dapat memberikan pelumasan yang optimal.
Baca Juga : Macam Macam Sepeda Motor Sport Suzuki
Selain itu, oli yang tidak sesuai dapat menyebabkan panas berlebih pada CVT. Hal ini dapat memicu kerusakan pada pada komponen-komponen lain di dalamnya.
3. Beban Motor Melebihi Kapasitas
Perlu diketahui bahwa setiap kendaraan memiliki batas muatan beban masing-masing. Hal ini sudah tercantum dalam buku panduan motor tersebut.
Dengan membawa beban yang melebihi kapasitas yang dianjurkan, motor dapat memberikan tekanan berlebih pada CVT motor. Beban ini akan memaksa CVT bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan keausan komponen.
Beban berlebih juga dapat mempengaruhi performa motor secara keseluruhan, seperti membuat akselerasi menjadi lebih lambat dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar CVT tetap dalam kondisi baik, pastikan untuk tidak membawa beban yang melebihi batas kapasitas motor.
4. Menahan Gas saat Jalanan Macet dan Menanjak
Menahan gas dalam kondisi jalanan macet atau saat mendaki tanjakan dapat menyebabkan panas berlebih pada CVT. Hal ini dapat merusak komponen-komponen di dalamnya, seperti belt dan roller.
Selain itu, kebiasaan menahan gas saat macet juga dapat menyebabkan CVT bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Hal ini bisa menyebabkan komponen CVT lebih cepat aus.
Oleh karena itu, sebaiknya saat menghadapi kondisi jalanan macet dan menanjak, Anda bisa mengemudi dengan perlahan dan tidak menahan gas terlalu lama untuk menghindari panas berlebih pada CVT.
5. Terus Berkendara ketika Motor Menunjukan Gejala Tidak Baik
Kebiasaan buruk pengendara lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan pada CVT motor yaitu mengabaikan gejala tidak baik yang muncul. Contohnya, ketika mengeluarkan asap putih atau tenaganya berkurang pada saat melalui jalan menanjak.
Mengendarai motor dalam kondisi seperti ini tentu dapat memperburuk kerusakan yang sudah ada dan berujung pada biaya perbaikan yang lebih besar. Selain itu, mengabaikan gejala-gejala ini dapat membahayakan keselamatan pengendara.
Jadi, jika Anda mulai menemukan gejala yang tidak baik pada motor, segera hentikan perjalanan dan beristirahat sejenak. Tujuannya yaitu untuk mendinginkan komponen CVT.
Gejala CVT Motor Matic Rusak
Seperti yang diketahui, fungsi utama dari CVT yaitu untuk meneruskan tenaga dari mesin menuju roda kendaraan. Bila komponen ini rusak, ada beberapa gejala umum yang mungkin terjadi. Adapun gejala yang bisa Anda temukan di antaranya:
1. Tarikan Mesin Terasa Berat
Bagi Anda yang sering membawa beban yang sangat berat menggunakan motor matic, biasanya akan terjadi masalah pada rumah roller atau pulley. Hal ini bisa menyebabkan pulley lebih mudah aus sehingga usia pakainya menjadi lebih pendek.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda menghindari kebiasaan membawa barang yang terlalu banyak menggunakan motor. Apalagi sampai melebihi kapasitas yang direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Mesin Bergetar
CVT yang bermasalah juga kemungkinan menunjukkan gejala berupa mesin bergetar. Gejala ini dapat muncul akibat roller yang sudah usang dan sudah lama tidak mendapat penggantian.
Roller memiliki fungsi utama untuk mengatur putaran pada mesin. Biasanya, komponen ini memiliki usia pakai sekitar 20-24 ribu kilometer. Bila sudah mencapai jarak tersebut, dianjurkan untuk segera mengganti roller sekalipun tidak ada masalah.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga performa dari kendaraan Anda. Pasalnya, ketika roller sudah aus, akan mengeluarkan suara bising pada CVT. Akhirnya, daya akselerasi motor akan berkurang dengan cukup drastis.
3. Suara Berdengung
Baca Juga : 5 Cara Mengencangkan Rantai Motor Kendur Biar Ga Bahaya
Bagi Anda yang memiliki kebiasaan jarang mengganti oli, siap-siap saja mendengar suara berdengung dari CVT. Suara ini berasal dari gear rasio CVT yang kekurangan asupan oli atau mendapat pelumasan dari oli yang kurang berkualitas.
Ciri gear rasio mengalami masalah yaitu munculnya suara seperti dengung pada CVT. Jika komponen ini rusak, bisa menyebabkan akselerasi kendaraan menjadi lebih lambat karena kinerja komponen menjadi lebih berat.
4. Muncul Suara Berisik
Salah satu komponen yang memiliki peran penting pada CVT yaitu v-belt. Komponen ini memiliki fungsi yang mirip dengan rantai motor. Namun, v-belt memiliki bentuk seperti sabun dan terbuat dari bahan dasar karet.
Jika komponen ini mengalami kerusakan, akan memunculkan suara berisik pada CVT. V-belt yang bermasalah akan memengaruhi kenyamanan Anda pada saat berkendara.
Selain itu, v-belt yang rusak juga dapat mengganggu performa dari komponen lain pada kendaraan. Terutama jika v-belt sudah retak, komponen ini bisa putus sewaktu-waktu.
5. Tercium Bau Gosong
Gejala lainnya yang mungkin muncul pada saat CVT mengalami kerusakan yaitu tercium bau gosong dari komponen tersebut. Biasanya, gejala ini akan muncul bersamaan dengan suara berisik dari CVT.
Kondisi ini terjadi ketika v-belt mengalami kerusakan. Seperti yang diketahui, v-belt memiliki fungsi yang mirip dengan rantai motor.
Bila komponen ini rusak, dapat memunculkan gejala seperti suara berisik, bau gosong, dan tarikan motor yang tiba-tiba terasa lemot. Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera bawa kendaraan Anda ke bengkel resmi atau bengkel yang sudah tepercaya.
Demikian sederet kebiasaan yang dapat menyebabkan CVT lebih cepat rusak. Dengan menghindari beberapa kebiasaan di atas, usia pakai CVT akan lebih panjang dan komponen di dalamnya menjadi lebih sehat.
Selain itu, jangan mengabaikan tanda-tanda kerusakan CVT motor di atas. Bila Anda menemukan salah satunya, segera lakukan servis ke bengkel Suzuki tepercaya!